Elkan Baggott, bek Blackpool FC yang kini bermain di kasta ketiga Liga Inggris, baru-baru ini membagikan pengalamannya terkait kebiasaan toksik yang ia lakukan di media sosial. Dalam sebuah wawancara yang tayang di kanal YouTube Sherbert Lemon, Baggott mengungkapkan bahwa dirinya pernah mengalami kecanduan terhadap media sosial, terutama Twitter dan Instagram, yang berdampak pada kesejahteraan mentalnya.

Saya pernah memiliki pengalaman pribadi terkait Twitter, ujar Baggott. Beberapa tahun lalu, setiap selesai bertanding, saya akan langsung masuk ke ruang ganti dan hal pertama yang saya lakukan adalah membuka Twitter untuk melihat bagaimana komentar orang-orang mengenai penampilan saya, jelas Baggott, yang kini menjadi pemain di Timnas Indonesia.

Hal ini membuatnya terjebak dalam kebiasaan buruk, di mana dia merasa tertekan oleh komentar-komentar yang ia terima di media sosial. Komentar-komentar tersebut, baik positif maupun negatif, seolah-olah menjadi satu-satunya ukuran kesuksesan dirinya, yang berujung pada gangguan mental. Baggott mengaku merasa tertekan, terlebih ketika ia membaca komentar negatif yang mempengaruhi pandangannya terhadap diri sendiri.

Akhirnya, Elkan Baggott memutuskan untuk mengambil langkah besar: menghapus akun X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) dan mematikan notifikasi Instagram di ponselnya. Keputusan ini ia anggap sebagai langkah yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan emosional dan kesehatan mentalnya, terutama sebagai seorang atlet yang sering mendapat sorotan publik.

Elkan Baggott mengungkapkan, Menyesal karena telah membiarkan kebiasaan ini berlangsung terlalu lama. Saya merasa sekarang lebih bebas dan bisa fokus pada hal-hal yang lebih positif, tanpa harus terganggu dengan pendapat orang lain di media sosial. Baggott menekankan pentingnya menjaga jarak dengan media sosial dan memberi ruang bagi diri sendiri untuk fokus pada kebahagiaan dan kesehatan mental.

Keputusan ini bukan hanya sebuah langkah pribadi bagi Baggott, tetapi juga menjadi pesan penting bagi para pengikutnya dan atlet lainnya yang terjebak dalam kebiasaan yang sama. Media sosial memang bisa menjadi alat yang kuat untuk berkomunikasi, namun juga dapat berdampak buruk jika tidak digunakan dengan bijak. Baggott berharap lebih banyak orang dapat menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan dunia maya.

Dengan langkah ini, Baggott merasa lebih tenang dan dapat memberikan yang terbaik dalam setiap penampilannya di lapangan tanpa harus terbebani oleh komentar-komentar dari dunia luar. Ini adalah langkah positif bagi kesehatan mentalnya yang harus dicontohkan oleh banyak orang, terutama di dunia olahraga yang penuh dengan tekanan dan sorotan publik.